Profil dan Sejarah Juventus FC S.p.A.

Juventus Football Club S.p.A.

Profil dan Sejarah Juventus - Klub sepakbola asal kota Turin, Italia yang memiliki julukan La Vecchia Signora (Nyonya Tua), I Bianconeri (Hitam-Putih), La Fidanzata d'Italia (Sang Kekasih Italia), La Madama (Piemonte: Madam), Le Zebre (Si Zebra), La Signora Omicidi (Nyonya Pembunuh), La Gheuba (Si Bongkok) ini adalah salah satu tim peserta Liga Serie A Italia musim ini. 

Profil Juventus

Nama:Juventus Football Club S.p.A.
Didirikan:1897
Alamat:Corso Galileo Ferraris 32, 10128 Turin
Stadion Kandang:Alianz Stadium
Warna Jersey:Hitam dan Putih
Sponsor Utama:Jeep
Kit Sponsor:Adidas
Pemilik Klub:Andrea Agnelli
Pelatih:Andrea Pirlo
Website:www.juventus.com
Email:francesco.gianello@juventus.com
Telepon:+39 (899) 999 897
Faks:+39 (011) 511 9214

Sejarah Juventus

Juventus didirikan akhir abad 19 oleh sekelompok pelajar sekolah Massimo D’Azeglio Lyceum di daerah Liceo D’Azeglio, Turin pada 1 November 1897 dengan nama awal Sport Club Juventus.

Awalnya warna jersey Juventus adalah Pink/Merah Muda, warna hitam dan putih putih baru digunakan oleh Nyonya Tua diawal abad ke 20 karena kesalahan pengiriman.

Salah satu pemain Juve yang berasal dari Inggris diminta untuk membeli seragam di negaranya akan tetapi yang ia bawa adalah jersey belang Hitam dan Putih milik klub Notts County.

Akhirnya Juve memutuskan untuk beralih kostum menjadi belang hitam-putih hingga sekarang.

Era Giovanni Trapattoni

Juventus menikmati kesuksesan pada dekade 1980-an. Di bawah arahan pelatih Giovanni Trapattoni, klub ini berhasil meraih tiga belas gelar dari kompetisi domestik dan eropa serta dunia. yakni Piala Champions (sekarang liga champions) Piala Winners dan Piala UEFA (klub Italia dan Eropa Selatan pertama yang memenangkan turnamen).

Le Zebre mencatatkan rekor sebagai klub pertama dalam sejarah yang mampu memenangkan semua kompetisi resmi UEFA dan gelar juara dunia. Setelah memenangkan Piala Interkontinental di tahun 1985.

Menurut Ranking Sepanjang Masa yang diterbitkan oleh International Federation of Football History & Statistics (organisasi yang diakui oleh FIFA) Bianconeri merupakan klub terbaik Italia dan kedua di Eropa abad ke-20.

Era Marcello Lippi 

Setelah puasa gelar Scudetto selama 10 tahun, Manajemen Juventus menunjuk Marcello Lippi sebagai manajer klub di awal musim 1994-95.

Di musim pertamanya membesut Nyonya tua, Lippi mempersembahkan gelar Scudetto dan Liga Champions seteleh mengalahkan Ajax di final lewat babak adu penalti.

Saat itu Juventus dihuni oleh pemain bintang seperti Ciro Ferrara, Roberto Baggio, Gianluca Vialli dan pemain muda berbakat bernama Alessandro Del Piero.

Juve kembali memenangi Seri A musim 1996–97 dan 1997–98, termasuk juga Piala Super UEFA 1996 dan Piala Interkontinental 1996.

Juventus juga mencapai final Liga Champions di musim 1997 dan 1998, namun mereka kalah dalam dua edisi tersebut oleh Dortmund dan Real Madrid.

Lippi sekali lagi membawa Juve ke Final UCL di tahun 2003 dan berakhir dengan hasil yang sama seperti dua final terakhir. dalam pertandingan itu Juve kalah dari AC Milan.

Terdegradasi ke Serie B

Tahun 2006 menjadi musim yang kelam bagi Juventus. mereka terdegradasi ke Serie B setelah dianggap terlibat dalam kasus skandal pengaturan skor.

Lebih menyakitkannya lagi dua gelar yang mereka dapatkan di musim 2004-05 dan 2005-06 dicabut dan diberikan ke Inter Milan.

Tak hanya itu, Beberapa pemain bintang mereka memutuskan pergi ke luar italia dan ke klub rival seperti Ibrahimovic yang pindah ke Inter.

Tapi tidak semua, Kapten Alessandro Del Piero yang merupakan legenda terbesar sepanjang sejarah Juventus, Pavel Nedved, Mauro Camoranesi, dan Gianlugi Buffon memilih tetap di klub dan bermain di Serie B.

Selain pemain Nyonya tua juga ditinggal Fabio Capello di kursi pelatih. Juve kemudian menunjuk Legenda klub asal Prancis, Didier Deschamps untuk melatih Juve dan membawa tim ini kembali ke Serie A.

Kembali ke Serie A

Meskipun Deschamps sukses membawa La Vecchia Signora kembali ke serie a, tapi kontraknya tidak di perpanjang oleh klub dan posisinya digantikan oleh Claudio Ranieri.

Dalam periode ini Bianconeri sempat lolos ke Liga Champions dan Liga Europa akan tetapi mereka tidak mampu menjuarai kompetisi tersebut.

Begitupun di Liga, mereka hanya menjadi pelengkap saja bagi Inter dan Milan yang saat itu sedang superior di Italia.

Kembali Mendominasi Italia

Setelah 4 tahun tanpa gelar, Juventus mulai bangkit di musim 2011-12. Penujukan Antonio Conte sebagai pelatih Juve berbuah gelar, Legenda klub itu mampu mengantarkan Nyonya tua meraih Scudetto dan Supercoppa Italia di musim pertamanya mengarsiteki La Vecchia Signora.

Selama 3 musim menahkodai Juve, Conte mempersembahkan 3 gelar Scudetto dan 2 Supercoppa Italia. Ia mengundurkan diri dari Juve di tahun 2014 karena berbeda pendapat dengan manajemen soal kebijakan transfer.

Sepeninggal Conte, Juventus kemudian menunjuk Massimiliano Allegri sebagai pelatih.

Di bawah arahan nya I Bianconeri terus menikmati kesuksesan hingga menjadi juara serie a italia selama 7 musim beruntun dan memenangkan Coppa Italia 4 kali secara berturut-turut dari musim 2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18 dan dua trofi Supercoppa di tahun 2015 dan 2018.

Pada musim 2019/20, Manajemen memutuskan untuk mempekerjakan Maurizio Sarri sebagai pelatih Juventus setelah Max Allegri mengundurkan diri. Di bawah asuhan Sarri, Juventus terus mempertahankan dominasi mereka di Liga dengan kembali merengkuh scudetto untuk yang kesembilan secara beruntun.

Akan tetapi, kegagalan Juventus di Liga Champions membuat Manajemen Bianconeri memecat Sarri. Posisinya sebagai pelatih digantikan oleh Andrea Pirlo. 

Masih Gagal di Eropa

Kesuksesan La Vecchia Signora di level domestik berbanding terbalik dengan di eropa.

Pasalnya tim asal kota turin ini masih belum menjuarai Liga Champions yang merupakan kompetisi yang belum Juve menangi selama 24 tahun terakhir.

Bersama Allegri, Juve dua kali lolos ke final liga champions, namun mereka gagal dalam dua kesempatan tersebut.

Dimana pada tahun 2015 I Bianconeri kalah dari Barcelona dan di tahun 2017 kalah dari Real Madrid.

Sepanjang eksistensinya sebagai klub sepakbola, Juventus merupakan tim tersukses di Italia, mereka mengalahkan AC Milan serta Inter Milan.

Trofi Juventus

Gelar Domestik

  • Serie A (35): 1905, 1925–26,[m] 1930–31, 1931–32, 1932–33, 1933–34, 1934–35, 1949–50, 1951–52, 1957–58, 1959–60, 1960–61, 1966–67, 1971–72, 1972–73, 1974–75, 1976–77, 1977–78, 1980–81, 1981–82, 1983–84, 1985–86, 1994–95, 1996–97, 1997–98, 2001–02, 2002–03, 2011–12, 2012–13, 2013–14, 2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18, 2018–19, 2019–20
  • Serie B (1): 2006–07
  • Coppa Italia (13): 1937–38, 1941–42, 1958–59, 1959–60, 1964–65, 1978–79, 1982–83, 1989–90, 1994–95, 2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18
  • Supercoppa Italiana (8): 1995, 1997, 2002, 2003, 2012, 2013, 2015, 2018

Gelar Eropa

  • Champions League (2): 1984–85, 1995–96
  • Cup Winners’ Cup (1): 1983–84
  • UEFA Cup (3): 1976–77, 1989–90, 1992–93
  • European Super Cup (2): 1984, 1996

Gelar Dunia

  • UEFA Intertoto Cup (1): 1999
  • Intercontinental Cup (2): 1985, 1996