Puisi Kahlil Gibran Tentang Rindu

Puisi Kahlil Gibran Tentang Rindu (2)

Puisi Tentang PensilPuisi Kahlil Gibran Tentang Rindu, Kahlil Gibran adalah seorang penyair, filsuf, dan seniman berkebangsaan Lebanon yang lahir pada 6 Januari 1883 dan meninggal pada 10 April 1931. Dia terkenal karena karya-karya sastranya yang puitis dan penuh dengan kebijaksanaan.

Buku paling terkenalnya adalah “The Prophet,” yang diterbitkan pada tahun 1923 dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa.

Buku ini berisi serangkaian esai pendek tentang berbagai topik, seperti cinta, kebebasan, persahabatan, dan lain-lain, dan dianggap sebagai karya spiritual yang paling berpengaruh di abad ke-20.

Gibran juga dikenal karena gaya tulisannya yang puitis dan alegoris, serta penggunaan simbolisme yang kuat dalam karya-karyanya.

Meskipun dia paling dikenal sebagai penulis, Gibran juga adalah seorang seniman visual yang produktif, dan banyak lukisannya yang ditampilkan di galeri seni di seluruh dunia.

Meskipun dia lahir di Lebanon, Gibran pindah ke Amerika Serikat pada usia muda dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di sana.

Karya-karyanya mencerminkan kombinasi pengaruh dari kedua budaya tersebut, serta pandangannya yang mendalam tentang spiritualitas dan humanisme.

Puisi Lainnya:

Puisi Kahlil Gibran Tentang Rindu

Puisi Kahlil Gibran Tentang Rindu (1)

Pada artikel ini, kita akan membaca sebuah puisi tentang rindu, sebuah tema universal yang seringkali diangkat dalam karya-karya Gibran.

Rindu, dengan semua kerumitan dan keindahannya, adalah emosi yang begitu manusiawi, begitu nyata dan kuat.

Gibran menggambarkannya dengan begitu sempurna, menunjukkan kepada kita bahwa rindu bukanlah hukuman, melainkan pengingat tentang cinta dan kepedulian yang mendalam.

Dalam puisi ini, kita diajak untuk merasakan rindu dalam konteks yang baru, mengeksplorasi kedalaman emosi yang datang dengan merindu seseorang dan memahami bagaimana hal tersebut bisa membuka jalan menuju penemuan diri dan pemahaman yang lebih mendalam tentang cinta dan kemanusiaan.

Mari kita bersiap untuk merasakan kekuatan kata-kata Gibran dan membiarkan mereka membuka hati kita untuk merasakan rindu dengan cara yang baru dan mencerahkan. Selamat membaca.

“Masih Menunggu”

Aku merindukanmu
Aku pikir aku akan gila
Aku tidak bisa berhenti berpikir

Setiap saat berlangsung lama
Setiap jam berlangsung sehari
Jam terus berdetak perlahan
Hanya karena kamu pergi

Aku ingin kau di sini di sampingku
Aku hanya ingin melihat wajahmu
Untuk merasakan detak jantung berhargamu

Aku menatap keluar jendela
Dan melihat bulan di langit gelap

Aku masih menunggu
Dan berdoa, kamu berada di sini segera

Yah aku hanya berharap itu terjadi
Karena aku tidak kuat dalam kekosongan
Yang berasal dari kehilanganmu

“Lenyap Cinta”

Aku tahu aku tidak bisa memilikimu
Dan aku tahu mengapa

Aku mencoba untuk move on
Aku mencari orang lain
Tapi kemudian ketika kita akan hang out
Aku tahu aku telah berbohong pada diri sendiri

Kamu melihatku melayang di sekitarmu
Kamu mengatakan, “Tolong jelaskan”

Aku tidak ingin kehilanganmu
Jadi, kucoba untuk mengatasi rasa sakit

Sulit untuk bersamamu
Semakin sulit setiap harinya

Aku tidak tahu apa aku benar-benar mencintaimu
Aku yakin bahwa ini hanya permainan hidup

Ketika aku menutup mataku malam ini
Aku akan berdoa karena aku diajarkan untuk melakukannya

Aku akan berdoa agar kamu menyadari bahwa
Aku mencintaimu, tapi aku tidak bisa memilikimu

“Hapus Air Matamu”

Hapus air matamu
Aku tak ingin kau menangis lagi sayang
Yakin kan hati
Diriku tak akan memilih meninggalkanmu

Sekian waktu bersama
Tak bisa menepis kenyataan
Kita berbeda jalani keyakinan
Tapi kau yang kuinginkan dari segalanya

Setiap rinduku hanya memanggilmu
Ku yakin kaupun mengerti
Ku tak ingin menanggalkan hati
Yang telah satu untuk dirimu

Sayangku dengarkan aku
Takmungkin ku melepasmu
Kan kupertahankan Kau cinta aku
Dan semua air matamu kan berarti dihidupku

Bawalah cintaku bersamamu
Karena ku tetap miliku selamanya
Dan menikahlah denganku
Bahagialah sampai batas waktu tak terhenti
Ku hanya ingin kau jadi istriku
untukmu satu cinta dihati

“Lagu Ombak”

Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya

Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati
Membisikkan selamat tinggal berulang kali
Aku segera bergerak diam-diam

Dari balik kebiruan cakrawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah

Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.

Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan

Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan

Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa
Seribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku

Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa

“Wanita Sempurna”

Aku akan tetap
Di sekitarmu dan dekat

Kamu tidak perlu takut
Kamu dibuat khusus
Oleh Mahakuasa untuk keberuntunganku

Aku akan menyentuh tubuhmu
Sebagai seseorang yang mencinta
Menginformasikan angin
Dan membuatmu menyerah
Dengan mantra sihir

Aku akan muncul di pagi hari
Dalam suara ayam yang menyambutmu

Ketika kamu pergi untuk berjalan-jalan pagi
Dan mendengar panggilanku
Kamu tidak bisa merangkul
Karena aku tidak punya wajah

Aku ada di mana-mana
Dan masih kamu menemukanku ada di mana-mana

Kamu seorang wanita sempurna
Dan baik hati

Aku akan merangkulmu dengan cinta
Pegang aku dalam iman dan percaya

***

Baca berita update lainnya dari Bolanezia.NET di Google News

You May Also Like

About the Author: Hud S.

Praktisi teknologi dan seorang ahli yang memiliki pengalaman di bidang olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *